Beberapa hari belakangan,
aku ngantor.
Pergi pagi,
pulang sore.
Detik,
menit,
jam, yang biasanya
untuk diri sendiri,
kini tersisih
untuk yang lain selain diri.
Kecuali,
bila keduanya menyatu.
Tapi,
belum.
***
Hujan hendak turun.
Tapi belum turun.
Imbasnya gerah.
Di kota yang gerah,
di kamar kecil itu,
termangu aku,
di depan laptop.
Layar itu tidak berubah jua.
Meski ingin layar itu berubah.
Gerah.
Kosong.
Hendak apa aku?
Sedang apa aku?
***