Di rumah ini ada akuarium, tempat tinggal para ikan. Ada yang pemberani. Ada yang penakut.
Begitu makanan disebar, ikan-ikan pemberani langsung naik ke permukaan air.
Sedang yang penakut, seringnya hanya mengamati dari dasar akuarium. (tidak, ia tidak sedang sakit)
Aku harus menjauh dari akuarium dulu, baru ia mau naik ke atas permukaan.
Ia terlalu takut, hingga, begitu ia sudah mulai berani naik, makanan yang tersisa tinggal sedikit.
Padahal, ia bisa saja mendapat lebih banyak makanan, kalau saja ia sama beraninya dengan ikan lainnya.
Beneran.
Soalnya, ia ikan tergesit dibanding semua ikan lainnya. Sangat mungkin baginya untuk mendapat porsi makanan terbanyak dari ikan lainnya,
kalau saja ia tidak terus-terusan takut.
Sekarang lihat. Akibat rasa takutnya sendiri, ia sendiri juga yang jadi cepat lapar. Kemampuan renangnya yang cepat, malah tidak ia manfaatkan.
Ia malah menggunakannya, hanya untuk kabur saat pengurasan akuarium. Lagi-lagi karena takut. Efeknya, dibanding ikan-ikan lainnya, ia juga yang merasakan bagian paling tidak enaknya.
![]() |
Ikan | sumber gambar: phys.org |
Ia harus merasakan sesak napas yang lebih lama dibanding ikan-ikan lainnya. Hanya gara-gara kalah dengan rasa takut.
Ikan ini benar-benar sudah menyia-nyiakan kemampuan yang dimilikinya, juga menyalahgunakannya.
Mungkin ikan ini terlalu banyak memikirkan hal, yang belum tentu benar-benar akan terjadi. Padahal hidupnya bisa lebih baik, jika saja ia berani.
Kenapa sulit sekali untuk berani?
Apa yang menghalanginya? Padahal dari segi kecepatan renang, jelas-jelas ia yang lebih unggul,
dibanding ikan-ikan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Before you leave, I want you to know that I'd love to read your thoughts about this post. ( •̀ - •́ )
On top of everything, thanks for visiting and cya (..◜ᴗ◝..)